KEPALA DPMPTSP KABUPATEN MERAUKE MEMBERIKAN MATERI DALAM DIALOG KEBIJAKAN "MENGENDALIKAN BENCANA EKOLOGI BANJIR AIR MATA MELALUI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAN PEMANFAATAN RUANG YANG RAMAH SOSIAL DAN BERPEGANGAN PADA ETIKA LINGKUNGAN HIDUP"
gambar
KEPALA DPMPTSP KABUPATEN MERAUKE MEMBERIKAN MATERI DALAM DIALOG KEBIJAKAN "MENGENDALIKAN BENCANA EKOLOGI BANJIR AIR MATA MELALUI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAN PEMANFAATAN RUANG YANG RAMAH SOSIAL DAN BERPEGANGAN PADA ETIKA LINGKUNGAN HIDUP"

11 Juni 2024

MERAUKE, Dialog Kebijakan yang berlangsung dengan tema "Mengendalikan Bencana Ekologi: Banjir Air Mata" sukses digelar pada hari Senin, 11 Juni 2024 bertempat Gedung Vertenten Keuskupan Merauke.

Narasumber yang terlibat dalam dialog ini merupakan tokoh-tokoh yang berkompeten dalam bidangnya masing-masing. Marwiah Ali Mahmud, ST. M.Si, selaku Kepala DPMPTSP Kabupaten Merauke, turut hadir untuk memberikan perspektif tentang kebijakan pembangunan yang ramah sosial dan berpegangan pada etika lingkungan hidup. Turut serta pula Rufinus I. Yolmen, perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Merauke. Sementara itu, peran sebagai Pranatacara dipegang oleh Dewanto Talubun.

Peserta kegiatan ini sangat beragam, terdiri dari tokoh-tokoh adat perwakilan dari setiap kampung lokal, tokoh pemuda orang asli Papua (OAP), dan pemerhati lingkungan dari beberapa LSM yang turut aktif dalam menjaga kelestarian alam.

Setiap pemateri dalam dialog ini fokus pada tupoksi dinas masing-masing. Marwiah Ali Mahmud membahas kebijakan perizinan, sementara Rufinus I. Yolmen membahas strategi dalam menangani masalah lingkungan hidup. Pendekatan ini membuat materi yang disampaikan lebih mudah dipahami oleh peserta kegiatan.

Sesuai dengan tujuan dialog, ruang dialog dibuka setelah pemaparan materi. Peserta dengan antusias mengajukan pertanyaan terkait investasi, perizinan, termasuk izin lokasi galian C yang menjadi perhatian utama masyarakat. Kehadiran pemangku kepentingan yang terlibat secara langsung dalam proses perizinan memberikan kepastian dan menjawab berbagai pertanyaan dengan memuaskan.

Salah satu momen berkesan dalam dialog ini adalah saat Marwiah Ali Mahmud memberikan jawaban yang sangat memuaskan bagi masyarakat adat, terutama suku Marind yang merupakan pemilik hak ulayat tanah Animha. Penjelasannya yang mendalam dan solutif mampu mengatasi berbagai kekhawatiran dan pertanyaan yang diajukan oleh peserta, sehingga menciptakan kepuasan yang mendalam.